Titik-Titik Merajut Asa
Perjalanan
yang panjang untuk menempuh secercah harapan baru. Saya melanjutkan studi
pendidikan profesi guru disingkat PPG. Salah satu program kemenristek dikti.
Bertujuan untuk melahirkan guru-guru yang professional.
Tak pernah terbayangkan.
Saya memilih jalan ini. Padahal, sejak duduk di bangku kuliah. Cita-cita
tertinggi saya adalah menjadi seorang dosen. Paling tidak menjadi seorang
pendidik yang lebih tinggi levelnya. Bukan menjadi guru yang masih dianggap
profesi rendah di lingkungan masyarakat. Kebanyakan orang berstatusinasi bahwa
guru adalah pekerjaan pelarian. Bukan pilihan hati. Sederhana berfikirnya,
daripada tidak dapat pekerjaan ?” begitu katanya.
Apalagi banyak
kasus yang menjerat kehidupan para pahlawan tanpa tanda jasa ini. Ya, apalagi
kalau bukan lilitan utang yang menganga. Menghantui hari – hari akhir bulan.
Seolah menjadi ritual para guru di negeri ini. Negeri yang katanya melimpah
kekayaan alamnya. Indonesia sang khatulistiwa yang membentang dari sabang sampai
merauke. Satu ironi yang mengiris hati bagi siapa saja yang merasakannya. Guru
yang bertugas mencerdaskan anak bangsa dibayar murah. Sementara artis-artis
yang merusak generasi dibayar mahal. Dunia ini sudah terbalik. Sudah mati
dilalap kegelapan.
Agak rumit
memang mendamaikan dua hati dalam satu badan. Hati yang tak ingin terkungkung
oleh rutinitas kehidupan anak-anak yang labil di sekolah. Juga hati yang
terkekang oleh keinginan untuk bisa bermanfaat bagi diri dan orang lain. Meski
begitu, pilihan saya telah mantap. Guru sekarang sudah sedikit berbeda dengan
dulu. Saat ini guru telah mendapat perhatian khusus dari pemeritah.
Perlahan-lahan profesi ini menjadi rebutan sarjana-sarjana kependidikan. Di
tambah lagi, guru adalah profesi yang mulia dan cukup diperhitungkan di
masyarakat.
Memilih
menjadi guru memang bukan final dari kehidupan. Menjadi guru bukanlah tujuan
akhir. Tapi sarana untuk menghantarkan kehidupan kita yang lebih baik.
Tiba Di Makassar
Hari rabu
Tanggal 16 maret 2016. Kakiku berhasil menapaki kota Daeng, Makassar. Ibukota
provinsi Sulawesi Selatan. Kota pusat dagang Indonesia Timur. Pintu gerbang
jalur perdagangan dari barat ke timur atau sebaliknya. Tempat transitnya
kapal-kapal yang hendak berlabuh. Kota yang dijuluki sebagai kota para pelaut
ulungnya sulawesi. Tak salah jika sepanjang jalan kota ini, kapal phinisi
menjadi iconnya.
Dengan pesawat
wings air, saya bertolak dari Bandara
Betoambari Kota Bau-Bau menuju Bandara Internasional Hasanuddin Makassar.
Hatiku tersujud syukur dalam bungkusan doa untuk sang pemilik kehidupan.
Bersyukur dengan selamat aku bisa menghirup udara segar kota daeng ini. Setelah
perjalanan yang lumayan lama. Kira-kira satu jam, penumpang diguncang rasa
khawatir. Tidak biasanya pesawat berguncang – guncang sesekali sepanjang
perjalanan. Dalam hati seolah membenarkan bahwa awan-awan tebal adalah penyebabnya.
Dari bandara
kami menuju Rusunawa Kampus Tidung FIP UNM. Derasnya hujan sepanjang perjalanan
membawa saya ke alam bawah sadar. Aku tertidur sedikit di dalam taxi. Rasa
lelah masih menimpa saya dan dua orang kawan saya. Baso Najamuddin, S.Pd (Baso)
dan Carhum Rahmat Yamin Mbena, S.Pd(Carhum). Mereka adalah dua kawan saya yang
baik hatinya.
Setiba di
Rusunawa, kami disambut baik oleh teman-teman yang lebih dahulu tiba. Mereka
sudah dua atau tiga hari sebelumnya berada di Rusunawa. Segala tas dan koper
yang berat dibantu angkut ke kamar kami. Mereka mengangkutnya dengan tali yang
terpasang pada katrol. Menarik juga dan senang karena dibantu oleh kawan-kawan
yang saya sendiri belum mengenal dekat mereka. Sebelum kami masuk dan mengecek
kamar. Kami diberikan sarung bantal dan selimut.
Rusunawa, Istanaku
Rusunawa adalah singkatan dari Rumah Susun Sewa.
Bangunan yang cukup besar dan luas. Terdiri dari lima lantai. Masing-masing
lantai menjorok ke samping kanan dan kiri. Penghuni laki – laki berada di
samping kiri dan perempuan di samping kanan dari bangunan besar ini.. Setiap
lantai terdiri dari banyak kamar. Ada kamar untuk penghuni dan ada ruangan
sekretariat. Setiap kamar hanya boleh dihuni maksimal berjumlah empat orang.
Oleh karena itu, ranjang berjumlah 4 buah yang masing-masing bersusun, terbuat
dari besi yang di las.
Saya ditempatkan di kamar 402 blok B lantai 4. Di
dinding dekat pintu sudah tertulis nama saya dan tiga orang yang lain. Ada Ovra
Aryanto kase (Ovra), Zulfikar(Fikar) dan Rahmat Budyanto(Rahmat). Ternyata
mereka lebih dahulu tiba di Rusunawa. Kamarnya sudah terlihat rapi dan bersih.
Ovra adalah peserta PPG yang berasal dari Kupang.
Ia beragama Kristen. Dialah yang pertama datang dan masuk di kamar. Dia pula
yang membersihkan kamar kami yang penuh dengan debu dan sarang laba-laba. Dia
memang anak yang baik. Hehehehe… terima kasih Ovra.
Rahmat Budyanto adalah peserta yang berasal dari
Sengkang. Sarjana Penjaskes-Rek ini memiliki karakter yang ramah, supel dan
mudah bergaul. Dia sangat baik dan asyik diajak komunikasi. Sedangkan, Fikar
adalah teman saya sendiri sewaktu kami sama-sama ditempatkan di kab. Waropen
dalam program SM3T. Saya sudah cukup banyak mengenalnya. Sama dengan saya. Ia
juga sarjana pendidikan matematika. Orangnya olahragawan, santai dan bisa
dibilang cool.
Hidup di dalam kehidupan rusunawa seperti ini
sebetulnya hal yang biasa bagi saya. Tidak ada yang begitu spesial. Tidak ada
juga yang begitu menakutkan. Sejak duduk di semester 4 sewaktu kuliah S1. Saya sudah
mulai hidup di rusunawa. Rusunawa yang diberi nama asrama ibnu sina uho
kendari. Interior design bangunannya
sangat persis dengan rusunawa di sini. Bedanya bangunan di sini seperti sudah
cukup lama dibangun.
Rusunawa PPG IV UNM bisa dibilang cukup megah
karena kelengkapan fasilitasnya. Siapa saja yang masuk di dalam bangunan ini.
Yang pertama kali dilihat pasti adalah jejeran kursi dan meja yang berbaris
rapi. Lantai dasar rusunawa. Disitulah
tempat penghuni melepas rasa laparnya setiap pagi, siang dan malam. Ada TV yang
dipajang di dinding lantai dasar. Dapur yang bersih menambah kekaguman bagi
siapa yang memandangnya. Di bagian kiri lantai dasar, banyak motor yang
diparkir. Ada juga beberapa ruangan kantor dan ruang pengelola.
Aku rebahkan badanku di atas ranjang. Ranjang yang
berada di atas. Tepat di atas ranjang Rahmat. Merenggangkan otot-ototku yang
lelah karena perjalanan yang jauh. Ku sebut asma Allah SWT yang telah
memberikan kesempatan kapadaku untuk bisa istirahat.
Hari Perdana
Orientasi
Hari kamis tanggal 17 maret 2016. Di hari itulah
kami memulai orientasi PPG Prajabatan IV. Seluruh peserta mengenakan pakaian
seragam hitam putih. Kelihatan rapi. Tetapi masih ada rasa under estimate. Kami seperti mahasiswa baru S1 yang siap di ospek.
Belakangan semua itu ditepis begitu saja oleh konsentrasi perhatian pada
kegiatan awal ini.
Pukul 08.00 wita semua peserta sudah berbaris di
depan ruangan yang siap pakai. Ruangan yang berAC menambah kenyamanan seluruh
peserta. Pengurus p3g tampak bersiap-siap dan menunggu pimpinan universitas.
Suasana tampak santai dan menyenangkan. Oleh pak Bernard peserta diminta untuk
gladi. Kami berlatih untuk menyanyikan lagu Indonesia raya dan mars sm3t.
Tidak terlalu lama. Pejabat kampus mulai
berdatangan. Tidak ada yang saya kenal. Semuanya wajah – wajah baru. Aura
pejabatnya perlahan merebak di seluruh pikiranku. Mereka adalah wakil rektor 1,
2, dan 3, beberapa dekan dan wakil dekan. Suasana tampak semakin tegang. Tak
ada suara riuh peserta. Semua tenang dan mengikuti jalannya acara dengan
khidmat dan syahdu. Seluruh peserta digiring untuk merubah mindsetnya. Segera
move on untuk siap menjadi guru yang professional.
Tiga hari kami digembleng untuk mengikuti
orientasi. Masih ada beberapa kegiatan yang saya ingat. Diantaranya, penjelasan
pasal demi pasal PPG dan training motivasi.
Semua berjalan dengan lancar dan terkendali. Tiga hari itu cukuplah
untuk membuka wawasan kami. Tiga hari yang mematangkan kedewasaan kami tentang
PPG.
Setelah tiga hari itu, kami beristirahat hingga
empat hari. Kamis, jumat, sabtu, dan minggu. Senin tanggal 21 maret 2016.
Mulailah kami mengikuti kuliah perdana yang langsung dipimpin oleh pak Awi dan
pak Sukarna. Pada saat itu juga diadakan pemilihan ketua kelas. Pemilihannya
unik dan kreatif. Peserta diminta untuk menuliskan nomor kursi yang
dipilih menjadi ketua kelas dan
sekretaris. Hasilnya adalah Satriadi yang memiliki paling banyak suara untuk
ketua kelas beda dua suara dengan saya. sementara saya sendiri memiliki suara
paling banyak untuk sekretaris. Beda jauh dengan Satriadi. Oleh karena itu,
dosen melakukan pemilihan penentuan ketua kelas dari dua orang, yakni Satriadi
dan saya sendiri Ilham. Hal ini dilakukan karena saya memiliki peluang besar
untuk menjadi ketua kelas. Kami berdua maju ke depan kelas dan membelakangi
teman- teman. Seluruh peserta sebagai pemilih diminta untuk menutup mata.
Setelah itu, mengacungkan tangan bagi yang pilih satriadi atau saya. Singkat, dan
berdasarkan suara terbanyak. Saya terpilih sebagai ketua kelas.
PPG Is Over
Full Time
Hari demi hari kita jalani kehidupan workshop PPG.
Selama beberapa hari itu. Hampir tiga minggu kami berkutat pada kegiatan kelas.
Jadwal pembelajaran dibagi menjadi enam siklus. Siklus pertama untuk
pembelajaran kelas tujuh smp hingga siklus keenam untuk pembelajaran kelas
duabelas sma. Masing-masing siklus dibagi lagi menjadi beberapa aktivitas.
Aktivitas pertama adalah pengembangan perangkat. Kedua, persentasi perangkat.
Ketiga, peerteaching dan keempat adalah pendalaman materi. Akhirnya adalah UTN
(Ujian Tingkat Nasional). Hari jumat dijadikan sebagai hari khusus pendalaman
materi untuk dua kali dalam sebulan.
Sangat lelah. Masuk kelas pukul 07.00-17.00 wita.
Full day. Dari hari senin sampai jumat. Sedangkan
Sabtu dan Minggu adalah hari bahagianya kita semua. Dua hari itu kami bisa
beristirahat total. Setelah senam pagi dan bersih-bersih asrama di hari sabtu.
Kebanyakan teman-teman keluar untuk refreshing. Ada yang pulang ke rumahnya
karena dekat dari Rusunawa. Ada juga yang hanya tidur full time. Hehehehe…Sungguh
menyenangkan. Dua hari yang sangat dirindukan oleh teman-teman setiap
minggunya. Hari itulah kami bebas berekspresi. Olahraga, mencuci, jalan-jalan
ke mall atau pasar, atau ke pantai. Sementara yang lain, dua hari itu ada yang
manfaatkan untuk mengikuti kajian islam.
Kehidupan ber-PPG pada dasarnya hanya berputar pada
kehidupan kampus dan Rusunawa. Di kampus kami workshop, sedangkan di Rusunawa
adalah tempat kami berisitirahat dan beraktivitas menunjang pembinaan mental,
sosial dan spiritual.
Karena rusunawa adalah tempat untuk mengembangkan semangat
berkehidupan sosial, mental dan spiritual, maka sudah menjadi ritual tahunan
bahwa dibentuk struktur organisasi rusunawa. Mulai dari yang paling atas adalah
pimpinan P3G, ketua asrama hingga camat rusunawa. Ya, ketua yang mengkoordiansi
kami secara langsung di asrama disebut camat. Suasananya mengkondisikan
kehidupan kecamatan. Calon Camat adalah peserta ppg juga dan Camat dipilih
secara musyawarah oleh kami sendiri. Kalau ada Camat, maka ada Lurah, RW dan
Biro termasuk Divisi.
Lurah terbagi menjadi dua. Namanya Lurah Zainudin
yang mengurus warga lelaki dan Lurah Hayati yang mengurus wanita. Masing-masing
lurah terbagi menjadi tiga RW. RW 2 yang menghuni lantai dua, RW 3 yang
menghuni lantai tiga dan RW 4 yang menghuni lantai empat.
Setelah Lurah dan RW, ada juga Biro. Inilah yang
menunjang adanya pembinaan akademik, seni, mental, sosial dan spiritual. Oleh
karenanya, ada Biro Kesehatan, Kerohanian yang terbagi menjadi divisi agama Islam
dan Kristen, Biro Olahraga, Biro Kesenian, Biro Pendidikan dan Biro Publikasi
dan Dokumentasi.
Terbagilah struktur organisasi itu, dan saya
diamanahkan untuk menjadi ketua divisi agama islam dari biro kerohanian. Satu
kepercayaan yang diamanahkan kepada saya tentu menambah satu beban lagi yang
harus saya pikul. Rasanya sulit mengkoordinir teman-teman yang terbilang masih
baru dan canggung untuk berkomunikasi. Oleh karenanya, saya sempat menolak
jabatan itu. Tapi, karena dorongan dan bantuan dari teman yang lain akhirnya
saya siap memikul amanah itu.
Adanya amanah itu tentu menguras lagi waktu dan kesibukan. Belum agenda
dakwah di luar asrama yang saya geluti, kegiatan keasramaan, biro kerohanian
agama islam hingga workshop. Saya katakan, hampir kita tidak bisa bernafas.
Tapi, bersyukur bisa bertahan dan tetap semangat.
Allah Yang Menyayangiku
Sebagaimana di waropen Papua. Minggu pertama di rusunawa. Allah
mengujiku dengan penyakit demam dan tipus. Tiba-tiba badan saya lemas,
menggigil dan sakit kepala. Untung saja tidak separah di waropen yang sempat
muntah darah. Di dalam kamar dari bangunan megah rusunawa, saya terbaring lemas
di atas ranjang dan tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak enak makan dan kepala
pusing ingin muntah.
Saya yakin bahwa saya bisa sembuh segera. Penyakit
ini hanyalah stimulus untuk bisa kuat lagi kedepan. Saya bisa beradaptasi dan
berbaur dengan kehidupan baru di rusunawa. Begitu hatiku mantap. Mengubah
mindset dan pikiranku untuk tetap positive thinking.
Memang, bukan hanya saya mendapat cobaan sakit. Masih ada teman-teman
yang lain. Minggu pertama ini betul-betul menjadi minggu tumbangnya beberapa
yang memiliki stamina rendah. Terutama kaum hawa. Sebagian besar kaum hawa
menderita sakit tipus dan demam. Makanya pihak LPTK bersama Biro kesehatan
harus mondar mandir ke puskemas atau rumah sakit. Mengantar dan membawa pulang
mereka.
Melihat kondisi itu, banyak yang berspekulasi. Banyaknya yang sakit
akibat kondisi Rusunawa yang belum stabil dan normal. Rusunawa yang masih dalam
proses renovasi dan pembersihan kamar-kamar bekas pakai penghuni sebelumnya.
Apalagi pertama kali masuk di rusunawa semua peserta yang lebih dulu tiba harus
membersihkan kamar-kamar kotor itu.
Sementara saya sendiri merasa bahwa ini akibat kelelahan dalam
perjalanan sebelum tiba di Rusunawa.
Untung saja, Allah masih menyayangiku. Dia membantu saya melalui
sahabat-sahabatku, Baso dan Ammank. Mereka membelikan obat dan coto agar saya
segera sembuh. Kira-kira satu minggu lebih, saya sembuh. Selama itu saya tidak
bisa membantu teman-teman yang bergerak di biro kerohanian. Saya merasa sedih
karena tidak bisa berbuat banyak untuk mereka. Tapi, syukurlah.
Baso(sekretaris) dan Budi(ketua biro) membantu untuk menyelesaikan tugas-tugas
awal kegiatan divisi agama islam.
Badanku kembali segar. Pikiranku mulai membaik. Dan hatiku mantap
untuk menyambut tantangan demi tantangan yang menerpa kehidupanku.
Kesmpatan sehat ini betul-betul saya manfaatkan untuk me-manage my time. Tidak ada kata loyo,
lemas, lunglai dan letih. Masih banyak tugas yang harus saya hadapi. Salah
satunya adalah program kerja divisi agama islam.
PPG IV UNM
Berduka
Darwis, S.Pd, awalnya ia masih kelihatan segar.
Tidak ada tanda-tanda sakit. Wajahnya cerah sebagaiamana yang lain. Tiba-tiba,
setelah ia memutarkan satu video motivasi di pengantar peerteachingnya.
Wajahnya pucat dan hampir jatuh ke lantai. Teman-teman memboyongnya ke kursi.
Ia semakin lemas. Suaranya kecil dan hanya menggerak-gerakkan matanya seolah ia
mengatakan bahwa ia masih sehat. Kaki kanannya bergerak-gerak, matanya besar
sebelah, ia sedikit muntah dan mengeluarkan busa dari mulutnya. Salah seorang
teman perempuan di kelas kami membisik bahwa ini gejala stroke ringan. Kami
panic dan segera membawanya ke rumah sakit faisal. Dibantu oleh pengurus p3g
menuju ke RS. Faisal. Dikursi depan samping sopir ada pak irfan. Beliau adalah
sekretaris P3g. beliau yang pernah datang ke kab. Waropen untuk mengadakan
monev. Saya cukup mengenal beliau. Saya, ahmad, carhum dan wisnu merasa
khawatir, tidak tenang, dan gelisah. Kami berharap tidak terjadi apa-apa.
Sesampai di rumah sakit. Dokter memeriksa tekanan
darahnya. Hasilnya, ia mengalami tekanan darah tinggi. Tekanan darahnya 140.
Pak Irfan, sekretaris P3g tidak terlalu kelihatan panik. Sosoknya yang tua dan
dewasa inilah yang membuat ia terlihat seperti itu. Mungkin ia sudah terbiasa
menghadapi masa kritis seperti itu. Ia cukup kuat, tenang. Tapi, terdengar
suaranya bahwa ini penyakit berbahaya. Saya pun semakin panik.
Sesaat pak irfan kembali ke kampus. Tingggal saya
dan salah seorang teman sekelas saya, namanya Ahmad. Beberapa menit kami
menjaganya. Tiba-tiba beberapa dokter datang dan mulai mendiagnosa sambil
bertanya kepada kami. Apakah ia memiliki riwayat jatuh ? pukul berapa ia mulai
merasa sakit ? bagaimana kronologisnya ? masih banyak pertanyaan lain yang
tidak saya ingat. Semua pertanyaan itu dijawab mantap oleh kami berdua. Kami
menjelaskan bahwa sebelumnya ia pernah sakit demam gejala malaria dan di di
rawat di puskemas. Setelah itu sembuh dan kembali ke asrama. Bahkan di hari
minggu ia sempat mengikuti senam pagi dan sempat ngobrol santai dengan saya dan
kepala asrama. Senin, sementara ia tampil peerteaching itulah tiba-tiba ia
hampir jatuh. Begitu kami menerangkan.
Penguatan
Akademik
Hari selasa, 31 mei 2016. Hari itu kami mengikuti
kegiatan penguatan akademik. Tidak biasanya kami mengikuti workshop. Berhubung
hari ini adalah hari tes sbmptn, sehingga banyak dosen yang mengawas. Oleh
karenanya, kegiatan dialihkan untuk mengikuti penguatan akademik. Pendidikan
matematika masuk pukul 12.30-17.00, sedangkan sebagian yang lain masuk pagi. Selama
itu materi cuma dibawakan oleh dua pemateri saja secara langsung. Keduanya
adalah penelola P3G yang sering kami jumpai. Wajar jika kami begitu akrab dan
santai. Dr. Bernard, M.Pd dan Dr. Faridah, M.Pd. Merekalah yang senantiasa
melayani dan membantu kami dalam menyelesaikan administarsi kegiatan kami.
Acara ini sangat baik untuk menstimulasi pemikiran
kita agar siap mengajar dan belajar. Menjadi guru yang berkualitas memang harus
banyak belajar. Salah satu yang menarik dari kegiatan ini adalah kami diperkenalkan
tentang PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif dan Menyenangkan) dan model
pembelajaran di kelas.
Setelah kami diberikan banyak penjelasan tentang
PAKEM dan model pembelajaran, kami langsung diminta untuk membentuk kelompok
belajar. Untuk kelas pendidikan matematika dibagi menjadi dua kelompok. Satu
kelompok laki-laki dan satunya lagi kelompok perempuan. Masing – masing
kelompok diminta untuk menentukan materi pembelajaran dan model pembelajaran
yang cocok digunakan. Masing-masing diberikan waktu 30 menit untuk
mempersiapkan semuanya.
Akhirnya, perwakilan kelompok pendidikan kimia yang
maju ke depan. Setelah kelompok dari prodi yang lain. Seorang wanita dengan
pakaiannya yang anggun. Berbusana
muslimah alias jilbab syar’i. Hatiku mulai terpaku dan bertanya-tanya. Siapakah
calon ibu guru profesional itu ? Sekilas teman saya membisik ke telingaku bahwa
ia (Si wanita yang tampil) adalah salah satu teman sepenempatannya waktu di
kabupaten Berau. Ia pernah tes cpns dan berada pada urutan ketiga. Karena kuota
cpns yang diminta cuma dua dari pendidikan kimia. Sehingga ia tidak termasuk
kategori itu. Mungkin belum rezekinya.
Saya terus memperhatikan bagaimana ia mengajar dan
menjelaskan materi pembelajaran. Jiwaku terfokus pada karakter keibuannya.
Tampak dalam dirinya aura wanita penyayang. Tegas dalam berucap, dan halus
tutur katanya yang dibalut dengan nasihat agama. Sepertinya ia begitu teguh dan
fanatik pada agama. Terbayang dalam ingatanku terhadap sosok yang pernah
kujumpai di kala kuliah dulu. Seperti pernah berjumpa. Tapi entah di mana.
Biarlah kaca-kaca jendela di sepanjang dinding ruangan itu membisu dan seru
memperhatikan keseriusannku dalam berimajinasi.
Semarak
Ramadhan
Sedikit lagi. tinggal beberapa hari lagi. Jika
tidak senin, mungkin selasa. Harinya kaum muslimin yang merindukan jannah-Nya.
Hari kita berbahagia. Bulan Suci Ramadhan. Bulan yang dinantikan akan segera
tiba. Bulan penuh maghfira, bulan cinta yang menyatukan hati insan yang
bertakwa di dalam ladang pahala. Bahwa semua amal-amalan baik akan diberikan
ganjaran pahala yang berlipat-lipat. Sebaliknya, amalan buruk akan diberikan
ganjaran dosa yang berlipat-lipat pula.
Tidak terasa, di hari itu tepat mungkin senin
tanggal 6 Juni 2016. Kaum muslimin akan mudik, berjumpa dengan orang tua, sanak
keluarga mereka. Tak terkecuali peserta PPG SM3T IV UNM. Tanda –tanda itu
tampak dari isu-isu yang menyebar. Semuanya sudah ancang-ancang untuk “kabur”
dari rusunawa. Oleh karenanya, kami sebagai pengurus Biro kerohanian Divisi
agama islam mengadakan pembukaan semarak ramadhan lebih awal. Hari yang
ditetapkan berbeda dari yang sebenarnya. Kamis, malam jumat tanggal 2 Juni
2016. Pembukaan semarak ramadhan segera dilaksanakan. Sebelum semua teman-teman
yang di Rusunawa banyak yang pulang kampung.
Satu minggu, sebelum hari itu. Kami telah rapatkan
dan merancang desain, isi dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Ari Wisnu
Saputra, S.Pd sebagai ketua panitia dan Syamsumarlin, S.Pd sebagai sekretaris. Lelah
dan lelah. Persiapan sudah begitu matang. Meski dana berasal dari dana pribadi dari
sebagian teman-teman. Namun, tidak menyurut langkah kami untuk memberikan yang
terbaik. Anggaran yang akan dikucurkan untuk program kerja belum bisa cair.
Masih mandek di tengah jalan. Katanya, uang kami akan diganti setelah dana
cair.
Hingga pukul 03.15 dini hari kamis. Pembuatan
gapura alias panggung acara selesai dibuat. Perasaanku lega meski tampak sangat
lelah dan lemas. Terakhir yang bertahan untuk memastikan sempurnanya panggung
dibuat adalah saya sendiri, Budiyansah (ketua Biro Kerohanian), Baso najamuddin
(Sekretaris) dan Agung (ketua divisi agama Kristen). Agung, meski beragama
Kristen, ia tak sungkan-sungkan untuk membantu menyukseskan kegiatan keislaman.
Entahlah, ia berbeda dengan temannya yang lain rasanya. Semoga ia diberi
hidayah oleh Allah.
Tepat pukul 20.15 wita acara dimulai. Sudah ada
ustadz dan beberapa pengurus P3G. Teman-teman sudah berbaris rapi meregistrasi.
MC (master of Ceremony) membuka acara dengan salam keimanan.
“Assalamualaykum.wr.wb”. Syamsumarlin, peserta PPG Pendidikan Kimia ini begitu baik meyakinkan peserta untuk
menjawab salamnya. Penampilannya yang santai, dengan memakai celana jeans hitam
membawa suasana acara tidak terlalu kaku.
Suasana semakin hening dan teduh setelah lantunan
ayat suci Alquran sedang dibacakan oleh Abdul rahman. Suaranya yang indah
menghipnotis peserta untuk tenggelam dalam ayat – ayat Allah SWT. Surah
al-baqarah ayat 183-184 yang dibacakan menggiring hati kami untuk merasa rindu
dengan datangnya bulan suci ramadhan. Apalagi setelah terjemahannya dibacakan
oleh Baso najamuddin. Getar suaranya semakin menyempurnakan kehebatan acara
malam itu.
Jelang
Ramadhan 1437 H
Hari semakin gelap. Seperti gelapnya hidup tanpa
syariah islam. Hujan yang baru saja mengguyur kota daeng Makassar, semakin
mendramatisasi gelapnya sore.
Semakin medekati malam, suasana asrama semakin
sepi. Hanya beberapa orang saja. motor-motor yang diparkir pun tampak sedikit.
Meski begitu, kesunyian jelang maghrib terpecah oleh lantunan musik yang
dinyanyikan oleh oleh beberapa kawan di lantai 2. Bernyanyi tuk melepas rasa
lelah setelah sekian hari kemarin sibuknya minta ampun. Kedengarannya tidak
terlalu merdu, tapi juga tidak buruk. Suara amatiran merekaseolah sekedar
membebaskan penat kepala mereka. Mungkin ini saatnya untuk bersuka ria. Kapan
lagi. besok sudah harus khusyu dalam ibadah dan khusyu dalam ruang-ruang
belajar.
Sementara saya belum bersiap-siap tuk mandi. Tidak
biasanya. Rasanya masih ingin bersantai dan menikmati libur 3 hari ini. Segala
tugas kampus dibiarkan tersimpan dalam kumpulan file. Belum rampung sempurna.
Saya biarkan hingga jiwaku terpanggil untuk mengerjakannya.
Minggu, 5 Juni 2016. Teman – teman sudah berencana
akan melepas rasa jenuh mereka. Dengan menggunakan pete-pete, mereka bersiap
untuk melancong ke kediaman pak camat. Kabarnya, di sana mereka akan jalan –
jalan ke pantai sambil bakar-bakar ikan. Sangat menyenangkan. Begitulah cara
pak Camat perhatian kepada teman-teman yang tidak pulang kampung. Terutama
sahabat-sahabat kita dari Padang dan Medan.
Rasa bahagia mereka sulit di ukir dalam susunan
kata-kata. Canda tawa yang tergambar setelah mereka pulang masih membekas. Saya
hanya bisa tersenyum halus memandang mereka. Dengan ramah saya diajak untuk
memakan kue – kue dari hasil perjalanan mereka. Tapi, saya tidak begitu
tertarik. Entahlah, karena lagi malas saja.
Mereka tidak tahu jika saya setengah hari tadi
keluar dari asrama. Saya juga tidak mau kalah. Sepinya asrama tidak membuat
saya tertarik untuk berlama-lama di kamar. Tidak ada hiburan dan pemandangan
yang menarik. Wajar jika saya “kabur” dari asrama. Masih pagi sekali saya
mengiktu tarhib ramadhan.
Go To Solo, wow…
Malam itu, kami dikumpul di lantai dasar. Oleh
alasan yang sangat penting. Tidak biasanya. Pak direktur besama jajarannya
datang ke asrama. Mereka seperti sedang melakukan sidak dan klarifikasi
perbuatan kita yang sudah terasa melenceng. Mungkin.
Pada pertemuan itu. Pak direktur menjelaskan kepada
kami tentang pengelolaan dana. Hal ini dilakukan karena adanya kasak kusuk yang
kurang baik. Seolah kami tidak percaya kepada pengurus p3g. dengan gambling
beliau jelaskan. Kami akhirnya mengerti dan memahami itu. Setelah itu, beliau
paparkan tentang rencana kegiatan out bond dan otomatis ketertundaan kegiatan
KMD Pramuka.
Selang setelah pak direktur menyampaikan semua itu.
Pak Irfan, sekretaris direktur P3g. Selama ini beliau jarang muncul di asrama.
Kabarnya beliau baru sembuh dari penyakitnya. Alhamdulillah. Tiba-tiba
mengambil bagian untuk menyampaikan satu hal yang membuat saya penasaran. Apa
ya ??? setelah berbasa – basi. Beliau menyampaikan bahwa peserta PPG SM3T
diundang untuk mengikuti pertemuan nasional dengan presiden pak Jokowi di Solo.
Wow…. ! gelisah campur – campur rasanya. Siapakah orang beruntung yang akan
diutus ke sana. Dalam hati ingin sekali ke solo.
Kata beliau, mereka yang akan diundang ke Solo
berjumlah 25 orang. 10 diantaranya adalah peserta PPG SM3T IV. 10 lagi peserta
SM3T angk. V dan 5 sisanya adalah peserta PPGT. Berhubung peserta SM3T angk. V
masih berada di penempatan, maka fix 20 peserta PPG SM3T yang akan diutus.
Mendengar itu, hatiku semakin deg-degan. Tak karuan. Saya berusaha
menganalisis. Kira-kira siapa yang akan ke sana. Hasil pemikiran saya. mereka
yang akan diundang ke sana adalah para pengurus inti keasramaan. Dan saya
adalah salah satu pengurus inti keasramaan bidang divisi agama islam. Tapi
belakangan ada informasi bahwa yang boleh ikut adalah hanya ketua biro. Dan
saya bukan ketua biro. Ah, hatiku sesal dan benci. Rasanya tidak adil. Hehehee…
Allah SWT. punya rencana lain. Tiba-tiba saya dapat
kabar bahwa saya diikutkan ke Solo. Hatiku senang campur haru. Tak pernah
terbayangkan. Rasanya ingin menangis dan sujud syukur. Terima kasih ya Allah. Saya
juga ingin jalan-jalan ke Solo. Allah maha Adil. Allah maha Kuasa. Hatiku
berucap. Alasan yang paling masuk akal adalah bahwa saya adalah wakil
koordinator kabupaten waropen papua kala menjadi peserta SM3T angk. 4. Saya
menggantikan posisi koordinator kabupaten Waropen. Syamsir namanya. Dia saat
ini menjadi peserta PPG di UNY. Atas dasar itulah saya terpilih menjadi bagian
peserta temu nasional di solo. Sekali lagi, hatiku sangat senaaaaaaaaaang….. Ya Allah… Ya Allah….
Segala persiapan sudah matang. Mulai dari pakaian
yang akan kami kenakan di Solo. Rangkaian kegiatan dan lain-lain. Baju batik
persatuan, kemeja pengurus, jas almamater, dan jaket SM3T.
Tepat hari selasa tanggal 9 agustus 2016. kami berangkat dini hari pukul 04.00 menuju
bandara hasanuddin Makassar. Pesawat yang akan kami tumpangi adalah pesawat
garuda air. Wow… amazing.
Masih subuh sekali. Kami bergegas untuk berangkat. Dinginnya subuh malam itu menemani pikiranku. Apa
yang harus aku alkukan kelak di solo. Dengan menggunakan pete-pete, kami menuju bandara. kuarang lebih 1 jam.
Kurang lebih 2 jam perjalanan, pesawat tiba di bandara Yogyakarta. Dari situ kami bertolak menuju Kota Solo dengan menggunakan Bus yang sudah siap menjemput kami dari tadi. Tibalah kami di hotel dan sejenak berisitrahat. Kurang lebih 4 hari kami berada di Solo dengan berbagai macam kegiatan.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar