Selasa, 30 Mei 2017

Sekilas Kisah PPG di Makassar



Titik-Titik Merajut Asa
Perjalanan yang panjang untuk menempuh secercah harapan baru. Saya melanjutkan studi pendidikan profesi guru disingkat PPG. Salah satu program kemenristek dikti. Bertujuan untuk melahirkan guru-guru yang professional. 

Tak pernah terbayangkan. Saya memilih jalan ini. Padahal, sejak duduk di bangku kuliah. Cita-cita tertinggi saya adalah menjadi seorang dosen. Paling tidak menjadi seorang pendidik yang lebih tinggi levelnya. Bukan menjadi guru yang masih dianggap profesi rendah di lingkungan masyarakat. Kebanyakan orang berstatusinasi bahwa guru adalah pekerjaan pelarian. Bukan pilihan hati. Sederhana berfikirnya, daripada tidak dapat pekerjaan ?” begitu katanya. 

Apalagi banyak kasus yang menjerat kehidupan para pahlawan tanpa tanda jasa ini. Ya, apalagi kalau bukan lilitan utang yang menganga. Menghantui hari – hari akhir bulan. Seolah menjadi ritual para guru di negeri ini. Negeri yang katanya melimpah kekayaan alamnya. Indonesia sang khatulistiwa yang membentang dari sabang sampai merauke. Satu ironi yang mengiris hati bagi siapa saja yang merasakannya. Guru yang bertugas mencerdaskan anak bangsa dibayar murah. Sementara artis-artis yang merusak generasi dibayar mahal. Dunia ini sudah terbalik. Sudah mati dilalap kegelapan.  

Agak rumit memang mendamaikan dua hati dalam satu badan. Hati yang tak ingin terkungkung oleh rutinitas kehidupan anak-anak yang labil di sekolah. Juga hati yang terkekang oleh keinginan untuk bisa bermanfaat bagi diri dan orang lain. Meski begitu, pilihan saya telah mantap. Guru sekarang sudah sedikit berbeda dengan dulu. Saat ini guru telah mendapat perhatian khusus dari pemeritah. Perlahan-lahan profesi ini menjadi rebutan sarjana-sarjana kependidikan. Di tambah lagi, guru adalah profesi yang mulia dan cukup diperhitungkan di masyarakat. 

Memilih menjadi guru memang bukan final dari kehidupan. Menjadi guru bukanlah tujuan akhir. Tapi sarana untuk menghantarkan kehidupan kita yang lebih baik. 

Tiba Di Makassar  

Hari rabu Tanggal 16 maret 2016. Kakiku berhasil menapaki kota Daeng, Makassar. Ibukota provinsi Sulawesi Selatan. Kota pusat dagang Indonesia Timur. Pintu gerbang jalur perdagangan dari barat ke timur atau sebaliknya. Tempat transitnya kapal-kapal yang hendak berlabuh. Kota yang dijuluki sebagai kota para pelaut ulungnya sulawesi. Tak salah jika sepanjang jalan kota ini, kapal phinisi menjadi iconnya.

Dengan pesawat wings air, saya bertolak  dari Bandara Betoambari Kota Bau-Bau menuju Bandara Internasional Hasanuddin Makassar. Hatiku tersujud syukur dalam bungkusan doa untuk sang pemilik kehidupan. Bersyukur dengan selamat aku bisa menghirup udara segar kota daeng ini. Setelah perjalanan yang lumayan lama. Kira-kira satu jam, penumpang diguncang rasa khawatir. Tidak biasanya pesawat berguncang – guncang sesekali sepanjang perjalanan. Dalam hati seolah membenarkan bahwa awan-awan tebal adalah penyebabnya.

Dari bandara kami menuju Rusunawa Kampus Tidung FIP UNM. Derasnya hujan sepanjang perjalanan membawa saya ke alam bawah sadar. Aku tertidur sedikit di dalam taxi. Rasa lelah masih menimpa saya dan dua orang kawan saya. Baso Najamuddin, S.Pd (Baso) dan Carhum Rahmat Yamin Mbena, S.Pd(Carhum). Mereka adalah dua kawan saya yang baik hatinya. 

Setiba di Rusunawa, kami disambut baik oleh teman-teman yang lebih dahulu tiba. Mereka sudah dua atau tiga hari sebelumnya berada di Rusunawa. Segala tas dan koper yang berat dibantu angkut ke kamar kami. Mereka mengangkutnya dengan tali yang terpasang pada katrol. Menarik juga dan senang karena dibantu oleh kawan-kawan yang saya sendiri belum mengenal dekat mereka. Sebelum kami masuk dan mengecek kamar. Kami diberikan sarung bantal dan selimut.  

Rusunawa, Istanaku

Rusunawa adalah singkatan dari Rumah Susun Sewa. Bangunan yang cukup besar dan luas. Terdiri dari lima lantai. Masing-masing lantai menjorok ke samping kanan dan kiri. Penghuni laki – laki berada di samping kiri dan perempuan di samping kanan dari bangunan besar ini.. Setiap lantai terdiri dari banyak kamar. Ada kamar untuk penghuni dan ada ruangan sekretariat. Setiap kamar hanya boleh dihuni maksimal berjumlah empat orang. Oleh karena itu, ranjang berjumlah 4 buah yang masing-masing bersusun, terbuat dari besi yang di las.

Saya ditempatkan di kamar 402 blok B lantai 4. Di dinding dekat pintu sudah tertulis nama saya dan tiga orang yang lain. Ada Ovra Aryanto kase (Ovra), Zulfikar(Fikar) dan Rahmat Budyanto(Rahmat). Ternyata mereka lebih dahulu tiba di Rusunawa. Kamarnya sudah terlihat rapi dan bersih. 

Ovra adalah peserta PPG yang berasal dari Kupang. Ia beragama Kristen. Dialah yang pertama datang dan masuk di kamar. Dia pula yang membersihkan kamar kami yang penuh dengan debu dan sarang laba-laba. Dia memang anak yang baik. Hehehehe… terima kasih Ovra. 

Rahmat Budyanto adalah peserta yang berasal dari Sengkang. Sarjana Penjaskes-Rek ini memiliki karakter yang ramah, supel dan mudah bergaul. Dia sangat baik dan asyik diajak komunikasi. Sedangkan, Fikar adalah teman saya sendiri sewaktu kami sama-sama ditempatkan di kab. Waropen dalam program SM3T. Saya sudah cukup banyak mengenalnya. Sama dengan saya. Ia juga sarjana pendidikan matematika. Orangnya olahragawan, santai dan bisa dibilang cool.  

Hidup di dalam kehidupan rusunawa seperti ini sebetulnya hal yang biasa bagi saya. Tidak ada yang begitu spesial. Tidak ada juga yang begitu menakutkan. Sejak duduk di semester 4 sewaktu kuliah S1. Saya sudah mulai hidup di rusunawa. Rusunawa yang diberi nama asrama ibnu sina uho kendari. Interior design bangunannya sangat persis dengan rusunawa di sini. Bedanya bangunan di sini seperti sudah cukup lama dibangun. 

Rusunawa PPG IV UNM bisa dibilang cukup megah karena kelengkapan fasilitasnya. Siapa saja yang masuk di dalam bangunan ini. Yang pertama kali dilihat pasti adalah jejeran kursi dan meja yang berbaris rapi.  Lantai dasar rusunawa. Disitulah tempat penghuni melepas rasa laparnya setiap pagi, siang dan malam. Ada TV yang dipajang di dinding lantai dasar. Dapur yang bersih menambah kekaguman bagi siapa yang memandangnya. Di bagian kiri lantai dasar, banyak motor yang diparkir. Ada juga beberapa ruangan kantor dan ruang pengelola. 

Aku rebahkan badanku di atas ranjang. Ranjang yang berada di atas. Tepat di atas ranjang Rahmat. Merenggangkan otot-ototku yang lelah karena perjalanan yang jauh. Ku sebut asma Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kapadaku untuk bisa istirahat.

Hari Perdana Orientasi

Hari kamis tanggal 17 maret 2016. Di hari itulah kami memulai orientasi PPG Prajabatan IV. Seluruh peserta mengenakan pakaian seragam hitam putih. Kelihatan rapi. Tetapi masih ada rasa under estimate. Kami seperti mahasiswa baru S1 yang siap di ospek. Belakangan semua itu ditepis begitu saja oleh konsentrasi perhatian pada kegiatan awal ini.

Pukul 08.00 wita semua peserta sudah berbaris di depan ruangan yang siap pakai. Ruangan yang berAC menambah kenyamanan seluruh peserta. Pengurus p3g tampak bersiap-siap dan menunggu pimpinan universitas. Suasana tampak santai dan menyenangkan. Oleh pak Bernard peserta diminta untuk gladi. Kami berlatih untuk menyanyikan lagu Indonesia raya dan mars sm3t. 

Tidak terlalu lama. Pejabat kampus mulai berdatangan. Tidak ada yang saya kenal. Semuanya wajah – wajah baru. Aura pejabatnya perlahan merebak di seluruh pikiranku. Mereka adalah wakil rektor 1, 2, dan 3, beberapa dekan dan wakil dekan. Suasana tampak semakin tegang. Tak ada suara riuh peserta. Semua tenang dan mengikuti jalannya acara dengan khidmat dan syahdu. Seluruh peserta digiring untuk merubah mindsetnya. Segera move on untuk siap menjadi guru yang professional.    

Tiga hari kami digembleng untuk mengikuti orientasi. Masih ada beberapa kegiatan yang saya ingat. Diantaranya, penjelasan pasal demi pasal PPG dan training motivasi.  Semua berjalan dengan lancar dan terkendali. Tiga hari itu cukuplah untuk membuka wawasan kami. Tiga hari yang mematangkan kedewasaan kami tentang PPG.

Setelah tiga hari itu, kami beristirahat hingga empat hari. Kamis, jumat, sabtu, dan minggu. Senin tanggal 21 maret 2016. Mulailah kami mengikuti kuliah perdana yang langsung dipimpin oleh pak Awi dan pak Sukarna. Pada saat itu juga diadakan pemilihan ketua kelas. Pemilihannya unik dan kreatif. Peserta diminta untuk menuliskan nomor kursi yang dipilih  menjadi ketua kelas dan sekretaris. Hasilnya adalah Satriadi yang memiliki paling banyak suara untuk ketua kelas beda dua suara dengan saya. sementara saya sendiri memiliki suara paling banyak untuk sekretaris. Beda jauh dengan Satriadi. Oleh karena itu, dosen melakukan pemilihan penentuan ketua kelas dari dua orang, yakni Satriadi dan saya sendiri Ilham. Hal ini dilakukan karena saya memiliki peluang besar untuk menjadi ketua kelas. Kami berdua maju ke depan kelas dan membelakangi teman- teman. Seluruh peserta sebagai pemilih diminta untuk menutup mata. Setelah itu, mengacungkan tangan bagi yang pilih satriadi atau saya. Singkat, dan berdasarkan suara terbanyak. Saya terpilih sebagai ketua kelas.

PPG Is Over Full Time

Hari demi hari kita jalani kehidupan workshop PPG. Selama beberapa hari itu. Hampir tiga minggu kami berkutat pada kegiatan kelas. Jadwal pembelajaran dibagi menjadi enam siklus. Siklus pertama untuk pembelajaran kelas tujuh smp hingga siklus keenam untuk pembelajaran kelas duabelas sma. Masing-masing siklus dibagi lagi menjadi beberapa aktivitas. Aktivitas pertama adalah pengembangan perangkat. Kedua, persentasi perangkat. Ketiga, peerteaching dan keempat adalah pendalaman materi. Akhirnya adalah UTN (Ujian Tingkat Nasional). Hari jumat dijadikan sebagai hari khusus pendalaman materi untuk dua kali dalam sebulan.

Sangat lelah. Masuk kelas pukul 07.00-17.00 wita. Full day. Dari hari senin sampai jumat.  Sedangkan Sabtu dan Minggu adalah hari bahagianya kita semua. Dua hari itu kami bisa beristirahat total. Setelah senam pagi dan bersih-bersih asrama di hari sabtu. Kebanyakan teman-teman keluar untuk refreshing. Ada yang pulang ke rumahnya karena dekat dari Rusunawa. Ada juga yang hanya tidur full time. Hehehehe…Sungguh menyenangkan. Dua hari yang sangat dirindukan oleh teman-teman setiap minggunya. Hari itulah kami bebas berekspresi. Olahraga, mencuci, jalan-jalan ke mall atau pasar, atau ke pantai. Sementara yang lain, dua hari itu ada yang manfaatkan untuk mengikuti kajian islam.

Kehidupan ber-PPG pada dasarnya hanya berputar pada kehidupan kampus dan Rusunawa. Di kampus kami workshop, sedangkan di Rusunawa adalah tempat kami berisitirahat dan beraktivitas menunjang pembinaan mental, sosial dan spiritual. 
Karena rusunawa adalah tempat untuk mengembangkan semangat berkehidupan sosial, mental dan spiritual, maka sudah menjadi ritual tahunan bahwa dibentuk struktur organisasi rusunawa. Mulai dari yang paling atas adalah pimpinan P3G, ketua asrama hingga camat rusunawa. Ya, ketua yang mengkoordiansi kami secara langsung di asrama disebut camat. Suasananya mengkondisikan kehidupan kecamatan. Calon Camat adalah peserta ppg juga dan Camat dipilih secara musyawarah oleh kami sendiri. Kalau ada Camat, maka ada Lurah, RW dan Biro termasuk Divisi.
Lurah terbagi menjadi dua. Namanya Lurah Zainudin yang mengurus warga lelaki dan Lurah Hayati yang mengurus wanita. Masing-masing lurah terbagi menjadi tiga RW. RW 2 yang menghuni lantai dua, RW 3 yang menghuni lantai tiga dan RW 4 yang menghuni lantai empat.
Setelah Lurah dan RW, ada juga Biro. Inilah yang menunjang adanya pembinaan akademik, seni, mental, sosial dan spiritual. Oleh karenanya, ada Biro Kesehatan, Kerohanian yang terbagi menjadi divisi agama Islam dan Kristen, Biro Olahraga, Biro Kesenian, Biro Pendidikan dan Biro Publikasi dan Dokumentasi.
Terbagilah struktur organisasi itu, dan saya diamanahkan untuk menjadi ketua divisi agama islam dari biro kerohanian. Satu kepercayaan yang diamanahkan kepada saya tentu menambah satu beban lagi yang harus saya pikul. Rasanya sulit mengkoordinir teman-teman yang terbilang masih baru dan canggung untuk berkomunikasi. Oleh karenanya, saya sempat menolak jabatan itu. Tapi, karena dorongan dan bantuan dari teman yang lain akhirnya saya siap memikul amanah itu.

Adanya amanah itu tentu menguras lagi waktu dan kesibukan. Belum agenda dakwah di luar asrama yang saya geluti, kegiatan keasramaan, biro kerohanian agama islam hingga workshop. Saya katakan, hampir kita tidak bisa bernafas. Tapi, bersyukur bisa bertahan dan tetap semangat.

Allah Yang Menyayangiku

Sebagaimana di waropen Papua. Minggu pertama di rusunawa. Allah mengujiku dengan penyakit demam dan tipus. Tiba-tiba badan saya lemas, menggigil dan sakit kepala. Untung saja tidak separah di waropen yang sempat muntah darah. Di dalam kamar dari bangunan megah rusunawa, saya terbaring lemas di atas ranjang dan tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak enak makan dan kepala pusing ingin muntah.
Saya yakin bahwa saya bisa sembuh segera. Penyakit ini hanyalah stimulus untuk bisa kuat lagi kedepan. Saya bisa beradaptasi dan berbaur dengan kehidupan baru di rusunawa. Begitu hatiku mantap. Mengubah mindset dan pikiranku untuk tetap positive thinking.

Memang, bukan hanya saya mendapat cobaan sakit. Masih ada teman-teman yang lain. Minggu pertama ini betul-betul menjadi minggu tumbangnya beberapa yang memiliki stamina rendah. Terutama kaum hawa. Sebagian besar kaum hawa menderita sakit tipus dan demam. Makanya pihak LPTK bersama Biro kesehatan harus mondar mandir ke puskemas atau rumah sakit. Mengantar dan membawa pulang mereka.

Melihat kondisi itu, banyak yang berspekulasi. Banyaknya yang sakit akibat kondisi Rusunawa yang belum stabil dan normal. Rusunawa yang masih dalam proses renovasi dan pembersihan kamar-kamar bekas pakai penghuni sebelumnya. Apalagi pertama kali masuk di rusunawa semua peserta yang lebih dulu tiba harus membersihkan kamar-kamar kotor itu.  
Sementara saya sendiri merasa bahwa ini akibat kelelahan dalam perjalanan sebelum tiba di Rusunawa.

Untung saja, Allah masih menyayangiku. Dia membantu saya melalui sahabat-sahabatku, Baso dan Ammank. Mereka membelikan obat dan coto agar saya segera sembuh. Kira-kira satu minggu lebih, saya sembuh. Selama itu saya tidak bisa membantu teman-teman yang bergerak di biro kerohanian. Saya merasa sedih karena tidak bisa berbuat banyak untuk mereka. Tapi, syukurlah. Baso(sekretaris) dan Budi(ketua biro) membantu untuk menyelesaikan tugas-tugas awal kegiatan divisi agama islam.

Badanku kembali segar. Pikiranku mulai membaik. Dan hatiku mantap untuk menyambut tantangan demi tantangan yang menerpa kehidupanku.
Kesmpatan sehat ini betul-betul saya manfaatkan untuk me-manage my time. Tidak ada kata loyo, lemas, lunglai dan letih. Masih banyak tugas yang harus saya hadapi. Salah satunya adalah program kerja divisi agama islam.

 
PPG IV UNM Berduka

Darwis, S.Pd, awalnya ia masih kelihatan segar. Tidak ada tanda-tanda sakit. Wajahnya cerah sebagaiamana yang lain. Tiba-tiba, setelah ia memutarkan satu video motivasi di pengantar peerteachingnya. Wajahnya pucat dan hampir jatuh ke lantai. Teman-teman memboyongnya ke kursi. Ia semakin lemas. Suaranya kecil dan hanya menggerak-gerakkan matanya seolah ia mengatakan bahwa ia masih sehat. Kaki kanannya bergerak-gerak, matanya besar sebelah, ia sedikit muntah dan mengeluarkan busa dari mulutnya. Salah seorang teman perempuan di kelas kami membisik bahwa ini gejala stroke ringan. Kami panic dan segera membawanya ke rumah sakit faisal. Dibantu oleh pengurus p3g menuju ke RS. Faisal. Dikursi depan samping sopir ada pak irfan. Beliau adalah sekretaris P3g. beliau yang pernah datang ke kab. Waropen untuk mengadakan monev. Saya cukup mengenal beliau. Saya, ahmad, carhum dan wisnu merasa khawatir, tidak tenang, dan gelisah. Kami berharap tidak terjadi apa-apa.

Sesampai di rumah sakit. Dokter memeriksa tekanan darahnya. Hasilnya, ia mengalami tekanan darah tinggi. Tekanan darahnya 140. Pak Irfan, sekretaris P3g tidak terlalu kelihatan panik. Sosoknya yang tua dan dewasa inilah yang membuat ia terlihat seperti itu. Mungkin ia sudah terbiasa menghadapi masa kritis seperti itu. Ia cukup kuat, tenang. Tapi, terdengar suaranya bahwa ini penyakit berbahaya. Saya pun semakin panik.  

Sesaat pak irfan kembali ke kampus. Tingggal saya dan salah seorang teman sekelas saya, namanya Ahmad. Beberapa menit kami menjaganya. Tiba-tiba beberapa dokter datang dan mulai mendiagnosa sambil bertanya kepada kami. Apakah ia memiliki riwayat jatuh ? pukul berapa ia mulai merasa sakit ? bagaimana kronologisnya ? masih banyak pertanyaan lain yang tidak saya ingat. Semua pertanyaan itu dijawab mantap oleh kami berdua. Kami menjelaskan bahwa sebelumnya ia pernah sakit demam gejala malaria dan di di rawat di puskemas. Setelah itu sembuh dan kembali ke asrama. Bahkan di hari minggu ia sempat mengikuti senam pagi dan sempat ngobrol santai dengan saya dan kepala asrama. Senin, sementara ia tampil peerteaching itulah tiba-tiba ia hampir jatuh. Begitu kami menerangkan.

Penguatan Akademik

Hari selasa, 31 mei 2016. Hari itu kami mengikuti kegiatan penguatan akademik. Tidak biasanya kami mengikuti workshop. Berhubung hari ini adalah hari tes sbmptn, sehingga banyak dosen yang mengawas. Oleh karenanya, kegiatan dialihkan untuk mengikuti penguatan akademik. Pendidikan matematika masuk pukul 12.30-17.00, sedangkan sebagian yang lain masuk pagi. Selama itu materi cuma dibawakan oleh dua pemateri saja secara langsung. Keduanya adalah penelola P3G yang sering kami jumpai. Wajar jika kami begitu akrab dan santai. Dr. Bernard, M.Pd dan Dr. Faridah, M.Pd. Merekalah yang senantiasa melayani dan membantu kami dalam menyelesaikan administarsi kegiatan kami.

Acara ini sangat baik untuk menstimulasi pemikiran kita agar siap mengajar dan belajar. Menjadi guru yang berkualitas memang harus banyak belajar. Salah satu yang menarik dari kegiatan ini adalah kami diperkenalkan tentang PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif dan Menyenangkan) dan model pembelajaran di kelas.
Setelah kami diberikan banyak penjelasan tentang PAKEM dan model pembelajaran, kami langsung diminta untuk membentuk kelompok belajar. Untuk kelas pendidikan matematika dibagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok laki-laki dan satunya lagi kelompok perempuan. Masing – masing kelompok diminta untuk menentukan materi pembelajaran dan model pembelajaran yang cocok digunakan. Masing-masing diberikan waktu 30 menit untuk mempersiapkan semuanya.

Akhirnya, perwakilan kelompok pendidikan kimia yang maju ke depan. Setelah kelompok dari prodi yang lain. Seorang wanita dengan pakaiannya yang anggun.  Berbusana muslimah alias jilbab syar’i. Hatiku mulai terpaku dan bertanya-tanya. Siapakah calon ibu guru profesional itu ? Sekilas teman saya membisik ke telingaku bahwa ia (Si wanita yang tampil) adalah salah satu teman sepenempatannya waktu di kabupaten Berau. Ia pernah tes cpns dan berada pada urutan ketiga. Karena kuota cpns yang diminta cuma dua dari pendidikan kimia. Sehingga ia tidak termasuk kategori itu. Mungkin belum rezekinya.

Saya terus memperhatikan bagaimana ia mengajar dan menjelaskan materi pembelajaran. Jiwaku terfokus pada karakter keibuannya. Tampak dalam dirinya aura wanita penyayang. Tegas dalam berucap, dan halus tutur katanya yang dibalut dengan nasihat agama. Sepertinya ia begitu teguh dan fanatik pada agama. Terbayang dalam ingatanku terhadap sosok yang pernah kujumpai di kala kuliah dulu. Seperti pernah berjumpa. Tapi entah di mana. Biarlah kaca-kaca jendela di sepanjang dinding ruangan itu membisu dan seru memperhatikan keseriusannku dalam berimajinasi.


Semarak Ramadhan

Sedikit lagi. tinggal beberapa hari lagi. Jika tidak senin, mungkin selasa. Harinya kaum muslimin yang merindukan jannah-Nya. Hari kita berbahagia. Bulan Suci Ramadhan. Bulan yang dinantikan akan segera tiba. Bulan penuh maghfira, bulan cinta yang menyatukan hati insan yang bertakwa di dalam ladang pahala. Bahwa semua amal-amalan baik akan diberikan ganjaran pahala yang berlipat-lipat. Sebaliknya, amalan buruk akan diberikan ganjaran dosa yang berlipat-lipat pula.

Tidak terasa, di hari itu tepat mungkin senin tanggal 6 Juni 2016. Kaum muslimin akan mudik, berjumpa dengan orang tua, sanak keluarga mereka. Tak terkecuali peserta PPG SM3T IV UNM. Tanda –tanda itu tampak dari isu-isu yang menyebar. Semuanya sudah ancang-ancang untuk “kabur” dari rusunawa. Oleh karenanya, kami sebagai pengurus Biro kerohanian Divisi agama islam mengadakan pembukaan semarak ramadhan lebih awal. Hari yang ditetapkan berbeda dari yang sebenarnya. Kamis, malam jumat tanggal 2 Juni 2016. Pembukaan semarak ramadhan segera dilaksanakan. Sebelum semua teman-teman yang di Rusunawa banyak yang pulang kampung.

Satu minggu, sebelum hari itu. Kami telah rapatkan dan merancang desain, isi dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Ari Wisnu Saputra, S.Pd sebagai ketua panitia dan Syamsumarlin, S.Pd sebagai sekretaris. Lelah dan lelah. Persiapan sudah begitu matang. Meski dana berasal dari dana pribadi dari sebagian teman-teman. Namun, tidak menyurut langkah kami untuk memberikan yang terbaik. Anggaran yang akan dikucurkan untuk program kerja belum bisa cair. Masih mandek di tengah jalan. Katanya, uang kami akan diganti setelah dana cair.

Hingga pukul 03.15 dini hari kamis. Pembuatan gapura alias panggung acara selesai dibuat. Perasaanku lega meski tampak sangat lelah dan lemas. Terakhir yang bertahan untuk memastikan sempurnanya panggung dibuat adalah saya sendiri, Budiyansah (ketua Biro Kerohanian), Baso najamuddin (Sekretaris) dan Agung (ketua divisi agama Kristen). Agung, meski beragama Kristen, ia tak sungkan-sungkan untuk membantu menyukseskan kegiatan keislaman. Entahlah, ia berbeda dengan temannya yang lain rasanya. Semoga ia diberi hidayah oleh Allah.

Tepat pukul 20.15 wita acara dimulai. Sudah ada ustadz dan beberapa pengurus P3G. Teman-teman sudah berbaris rapi meregistrasi. MC (master of Ceremony) membuka acara dengan salam keimanan. “Assalamualaykum.wr.wb”. Syamsumarlin, peserta PPG Pendidikan Kimia  ini begitu baik meyakinkan peserta untuk menjawab salamnya. Penampilannya yang santai, dengan memakai celana jeans hitam membawa suasana acara tidak terlalu kaku.

Suasana semakin hening dan teduh setelah lantunan ayat suci Alquran sedang dibacakan oleh Abdul rahman. Suaranya yang indah menghipnotis peserta untuk tenggelam dalam ayat – ayat Allah SWT. Surah al-baqarah ayat 183-184 yang dibacakan menggiring hati kami untuk merasa rindu dengan datangnya bulan suci ramadhan. Apalagi setelah terjemahannya dibacakan oleh Baso najamuddin. Getar suaranya semakin menyempurnakan kehebatan acara malam itu.


Jelang Ramadhan 1437 H

Hari semakin gelap. Seperti gelapnya hidup tanpa syariah islam. Hujan yang baru saja mengguyur kota daeng Makassar, semakin mendramatisasi gelapnya sore.

Semakin medekati malam, suasana asrama semakin sepi. Hanya beberapa orang saja. motor-motor yang diparkir pun tampak sedikit. Meski begitu, kesunyian jelang maghrib terpecah oleh lantunan musik yang dinyanyikan oleh oleh beberapa kawan di lantai 2. Bernyanyi tuk melepas rasa lelah setelah sekian hari kemarin sibuknya minta ampun. Kedengarannya tidak terlalu merdu, tapi juga tidak buruk. Suara amatiran merekaseolah sekedar membebaskan penat kepala mereka. Mungkin ini saatnya untuk bersuka ria. Kapan lagi. besok sudah harus khusyu dalam ibadah dan khusyu dalam ruang-ruang belajar.

Sementara saya belum bersiap-siap tuk mandi. Tidak biasanya. Rasanya masih ingin bersantai dan menikmati libur 3 hari ini. Segala tugas kampus dibiarkan tersimpan dalam kumpulan file. Belum rampung sempurna. Saya biarkan hingga jiwaku terpanggil untuk mengerjakannya.

Minggu, 5 Juni 2016. Teman – teman sudah berencana akan melepas rasa jenuh mereka. Dengan menggunakan pete-pete, mereka bersiap untuk melancong ke kediaman pak camat. Kabarnya, di sana mereka akan jalan – jalan ke pantai sambil bakar-bakar ikan. Sangat menyenangkan. Begitulah cara pak Camat perhatian kepada teman-teman yang tidak pulang kampung. Terutama sahabat-sahabat kita dari Padang dan Medan.
Rasa bahagia mereka sulit di ukir dalam susunan kata-kata. Canda tawa yang tergambar setelah mereka pulang masih membekas. Saya hanya bisa tersenyum halus memandang mereka. Dengan ramah saya diajak untuk memakan kue – kue dari hasil perjalanan mereka. Tapi, saya tidak begitu tertarik. Entahlah, karena lagi malas saja.

Mereka tidak tahu jika saya setengah hari tadi keluar dari asrama. Saya juga tidak mau kalah. Sepinya asrama tidak membuat saya tertarik untuk berlama-lama di kamar. Tidak ada hiburan dan pemandangan yang menarik. Wajar jika saya “kabur” dari asrama. Masih pagi sekali saya mengiktu tarhib ramadhan.
 


Go To Solo, wow…

Malam itu, kami dikumpul di lantai dasar. Oleh alasan yang sangat penting. Tidak biasanya. Pak direktur besama jajarannya datang ke asrama. Mereka seperti sedang melakukan sidak dan klarifikasi perbuatan kita yang sudah terasa melenceng. Mungkin.

Pada pertemuan itu. Pak direktur menjelaskan kepada kami tentang pengelolaan dana. Hal ini dilakukan karena adanya kasak kusuk yang kurang baik. Seolah kami tidak percaya kepada pengurus p3g. dengan gambling beliau jelaskan. Kami akhirnya mengerti dan memahami itu. Setelah itu, beliau paparkan tentang rencana kegiatan out bond dan otomatis ketertundaan kegiatan KMD Pramuka. 

Selang setelah pak direktur menyampaikan semua itu. Pak Irfan, sekretaris direktur P3g. Selama ini beliau jarang muncul di asrama. Kabarnya beliau baru sembuh dari penyakitnya. Alhamdulillah. Tiba-tiba mengambil bagian untuk menyampaikan satu hal yang membuat saya penasaran. Apa ya ??? setelah berbasa – basi. Beliau menyampaikan bahwa peserta PPG SM3T diundang untuk mengikuti pertemuan nasional dengan presiden pak Jokowi di Solo. Wow…. ! gelisah campur – campur rasanya. Siapakah orang beruntung yang akan diutus ke sana. Dalam hati ingin sekali ke solo.

Kata beliau, mereka yang akan diundang ke Solo berjumlah 25 orang. 10 diantaranya adalah peserta PPG SM3T IV. 10 lagi peserta SM3T angk. V dan 5 sisanya adalah peserta PPGT. Berhubung peserta SM3T angk. V masih berada di penempatan, maka fix 20 peserta PPG SM3T yang akan diutus. Mendengar itu, hatiku semakin deg-degan. Tak karuan. Saya berusaha menganalisis. Kira-kira siapa yang akan ke sana. Hasil pemikiran saya. mereka yang akan diundang ke sana adalah para pengurus inti keasramaan. Dan saya adalah salah satu pengurus inti keasramaan bidang divisi agama islam. Tapi belakangan ada informasi bahwa yang boleh ikut adalah hanya ketua biro. Dan saya bukan ketua biro. Ah, hatiku sesal dan benci. Rasanya tidak adil. Hehehee…

Allah SWT. punya rencana lain. Tiba-tiba saya dapat kabar bahwa saya diikutkan ke Solo. Hatiku senang campur haru. Tak pernah terbayangkan. Rasanya ingin menangis dan sujud syukur. Terima kasih ya Allah. Saya juga ingin jalan-jalan ke Solo. Allah maha Adil. Allah maha Kuasa. Hatiku berucap. Alasan yang paling masuk akal adalah bahwa saya adalah wakil koordinator kabupaten waropen papua kala menjadi peserta SM3T angk. 4. Saya menggantikan posisi koordinator kabupaten Waropen. Syamsir namanya. Dia saat ini menjadi peserta PPG di UNY. Atas dasar itulah saya terpilih menjadi bagian peserta temu nasional di solo. Sekali lagi, hatiku sangat senaaaaaaaaaang…..   Ya Allah… Ya Allah…. 
Segala persiapan sudah matang. Mulai dari pakaian yang akan kami kenakan di Solo. Rangkaian kegiatan dan lain-lain. Baju batik persatuan, kemeja pengurus, jas almamater, dan jaket SM3T. 

Tepat hari selasa tanggal 9 agustus 2016. kami  berangkat dini hari pukul 04.00 menuju bandara hasanuddin Makassar. Pesawat yang akan kami tumpangi adalah pesawat garuda air. Wow… amazing.
Masih subuh sekali. Kami bergegas untuk berangkat. Dinginnya subuh malam itu menemani pikiranku. Apa yang harus aku alkukan kelak di solo. Dengan menggunakan pete-pete, kami menuju bandara. kuarang lebih 1 jam. 

Kurang lebih 2 jam perjalanan, pesawat tiba di bandara Yogyakarta. Dari situ kami bertolak menuju Kota Solo dengan menggunakan Bus yang sudah siap menjemput kami dari tadi. Tibalah kami di hotel dan sejenak berisitrahat. Kurang lebih 4 hari kami berada di Solo dengan berbagai macam kegiatan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Seorang Pemimpin

Ilham, S.Pd.,Gr.,M.Pd Calon Guru Penggerak Angkatan 11 Kota Baubau Sulawesi Tenggara Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antar Materi...