Assalamualaykum. Wr.wb.
Pembaca yang budiman. Kali ini
saya ingin menceritakan tentang perjalanan saya menuju hingga berada setahun di
Makassar. Perjalanan yang bukan tanpa maksud tentunya. Perjalanan yang didorong
oleh semangat ingin meraih cita-cita. Yap, tentu saja ingin melanjutkan
pendidikan.
Bro and sis yang gaul lagi kece.
Cuma ngerefresh aja. Saya adalah alumni mahasiswa pendidikan matematika FKIP
Univeristas Halu Oleo Kendari Sulawesi Tenggara. Saya lulus bulan januari
tanggal 23 tahun 2014. Wisuda tanggal 4 februari tahun 2014 dengan nilai yang memuaskan.
Meskipun bukan mahasiswa terbaik tapi Alhamdulillah masih bisa lulus dengan
waktu yang tidak terlalu lama. Hehehe… yah, 4 tahun 6 bulan saya menyelesaikan
studi S1 dengan gelar S.Pd.
Rasanya gelar sarjana tidaklah
mudah diperoleh. Butuh perjuangan dan pengorbanan. Butuh kesabaran dan
ketekunan. Siap menangis dan sakit-sakitan(lebay…). Dan, tidak terasa selama
itu bisa menjalaninya. Padahal di awal sebelum mendaftar kuliah, sempat
bertanya-tanya. Apakah bisa saya menempuh perjalanan yang rumit ini. Perjalanan
yang butuh banyak sekali uang untuk membiayai kuliah dan hidup di negeri orang.
Jauh dari kampung dan tentu keluarga.
Dengan modal nekat, saya
memberanikan diri untuk maju melawan rasa takut itu. Keberanian ini disemangati
oleh keyakinan bahwa Allah Maha Tahu hamba-hamba-Nya yang berusaha. Hingga
terbukti akhirnya saya melewati itu semua.
Lepas dari hiruk pikuk
perkuliahan, dunia kelembagaan dan pekerjaan selama itu. Saya kemudian mencoba
iseng untuk mendaftarkan diri mengikuti program SM3T IV. Program Kemendikbud
(saat ini Kemenristek Dikti). Ya, Sarjana mendidik daerah 3T. Melalui
pengumuman yang terpampang di Ruang Tunggu Dosen. Saya memutuskan untuk
mencobanya. Berharap bisa lolos dan keluar dari jebakan rasa aman. Saat itu
saya merasa bahwa program ini adalah sebuah tantangan. Hal itu karena kita
harus siap memasuki daerah luar. Daerah yang tidak akrab bagi kita. Daerah yang
cukup asing dan tentu jauh dari kampung kita.
Dengan begitu, tentu saja saya
harus mengamankan mimpi kuliah S2 di jawa tentunya. Bisa dibilang mimpi yang
tertunda untuk bisa lanjut kuliah berharap modal beasiswa. Mengikuti program
mencerdaskan anak bangsa ini memang cukup kuat untuk meyakinkan saya. Terlalu
banyak jawaban “why” yang harus saya ulas untuk membenarkan saya mengikuti program
ini.
Benar, saya lulus dan ditempatkan
di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Tepatnya di kabupaten Waropen Provinsi papua. Selama
setahun di sana saya menjadi guru. Mengajar dan membimbing anak – anak Papua
yang belum pernah sama sekali saya jumpai sebelumnya.
Sukses menjalani program itu
setahun. Dengan berbagai macam dinamikanya. Akhirnya saya bisa kembali pulang
ke kampung halaman. Di kota Bau-bau Sulawesi Tenggara. Tepat sebulan kemudian
saya hijrah ke kota kendari, ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara. Kota yang
masih meninggalkan banyak kenangan. Kota yang penuh kerinduan. Di kota inilah
saya banyak mendapatkan inspirasi dan kekuatan. Banyak teman dan orang-orang yang
menyayangi dan memotivasi saya. Kota yang dikenal dengan kendari Bertakwa
inilah saya mengenal arti dari sebuah kehidupan, persahabatan, kesabaran, dan
perjuangan. Selama hampir lima tahun berada di kota ini rasanya sulit untuk
melupakan banyak hal indah yang pernah dilewati. Tidak salah jika saya bermimpi
untuk merencanakan hidup berumah tangga di kota ini.
Kira-kira bulan oktober tanggal
10 tahun 2015 saya kembali menginjakkan kaki saya dikota kendari. Melalui jalur
darat dari bau-bau menuju kota kendari. Dengan berkendaraan motor matic, saya
memberanikan diri. Perjalanan yang sangat jauh dan menakutkan itu bisa saya
lewati. Ditemani oleh ibu dan kakak saya yang laki-laki. Meski begitu, saya dan
ibu sempat terjatuh karena jalan yang berliku-liku.
Jauh dari bau-bau ke kendari
bukan hanya untuk berjumpa sapa dengan kawan-kawan semata. Tapi saya ingin
mengurus berkas-berkas persiapan lanjut studi. Tidak begitu lama di sini.
Kira-kira cuma 4 bulan. Belum lama tiba di kendari. Saya langsung ditawari oleh
teman untuk mengajar di pesantren MTs Ummu Shabri kendari. Sambil mengajar saya
mengelola asrama. Menjadi Pembina dan ditunjuk jadi penanggung jawab blok C
asrama ibnu sina UHO. Satu kebanggaan dan satu kesyukuran masih dipercaya untuk
membina anak-anak asrama. Mahasiswa penerima beasiswa Bidik Misi.
Tinggal di asrama Ibnu Sina
bersama kawan – kawan itu “sesuatu banget” (gaya Syahrini). Yang pasti sangat
senang. Disana bisa bercanda lepas, bersenda gurau, dan belajar bersama.
Belajar mengkaji agama islam dan berdakwah bersama. Saya sangat mencintai
mereka. Meski terkadang menjengkelkan. Hehehehe… mereka menjengkelkan tapi juga
menyenangkan. Mereka sudah seperti saudara kandung saya. huh.. huuuuhhhh….
Aleeee…romantic.
Awal bulan maret. Tanggal 2 maret
2016. Saya kembali ke kota bau-bau. Melalui jalur darat pula aku pulang.
Ditemani oleh sahabat saya yang sangat baik. Namanya Hasrin. Ia lebih muda dari
saya. Dia sangat baik dan sopan. Seandainya dia seorang wanita mungkin aku akan
langsung melamarnya. Hahahahaha… (nafsu hih…). Kepulangan ini bukan tanpa
alasan. Yup, saya mempersiapkan diri untuk lanjut studi di Makassar. Lanjutan
program SM3T yakni PPG (Pendidikan profesi Guru). Informasi yang beredar kala
itu bahwa registrasi PPG awal bulan maret. Olehnya itu, saya harus
mempersiapkan diri lebih matang di kampung. Segala hal-hal yang berkaitan
pemberkasan dan termasuk meminta restu dan doa dari ortu tentunya.
Kami yang dinyatakan telah
mengikuti program SM3T berhak mengikuti Program PPG ini. Alhamdulillah saya ditempatkan
di Makassar untuk mengikuti PPG. Sementara sebagian teman saya yang lain
ditempatkan di berbagai macam daerah, seperti Malang, Gorontalo, Semarang,
Yogyakarta, dan Kalimantan. Di Makassar kami akan tinggal di Rusunawa UNM yang
5 lantai. Konon kabarnya saya ditempatkan di lantai 4. Lumayanlah….bisa
olahraga dan melatih kekuatan betis. Hehehehe…
Akhirnya saya berangkat hari rabu
tanggal 16 maret 2016 melalui jalur langit. Naik pesawat wings air, saya
bersama sahabat saya, Baso Najamuddin dan Carhum rahmat Yamin. Pukul 13.15 kami
bertolak dari Bandar Udara Betoambari Bau-Bau dan tiba di Bandar Udara
Internasional Hasanuddin pada pukul 14.15. Dari bandara menuju rusunawa UNM
Makassar pada pukul 16.00.
Di hari pertama tinggal di
Rusunawa cukup meninggalkan kesan yang baik tapi juga kurang baik. Kurang
baiknya adalah asramanya belum cukup layak huni karena masih dalam perbaikan
beberapa fasilitas kamar. Sedangkan kesan baiknya yaitu keramah tamahan teman –
teman baru yang dijumpai. Saya disambut baik dan merasa tidak enak karena
banyak yang mengenal saya. Mereka yang biasa duluan memanggil nama saya.
Sementara saya tidak mengenal nama mereka. Oleh teman saya, Baso najamuddin. Ia
bilang kalau saya famous di asrama. Hahahaha… kayak artis saja eee…
Hari kamis, 17 maret 2016 adalah
hari perdana orientasi akademik. Kami diwajibkan memakai seragam putih hitam
dan jaket almamater SM3T. Berangkat pukul 07.00 wita. Karenanya kami harus
bangun subuh sekali. Saya bangun pukul 04.30 wita. Saya melihat sudah banyak
teman-teman yang antri untuk mandi. Kami yang tinggal di lantai 4 harus mandi
di lantai 3 karena air di lantai 4 tidak mengalir. Sementara itu saya langsung
kabur menuju masjid dan mandi di kamar mandi masjid. Setelah shalar subuh, kami
langsung sarapan pagi. Menunya mantap. Enak deh… beda dengan di asrama saya
dulu di kendari. hehehehe….
Pukul 07.00 wita. Bus UNM sudah
menunggu di jalan depan asrama. Acara orientasi di mulai pukul 08.00 wita di
ruangan ber-AC yang bersih dan bagus. Kami duduk di antara kursi-kursi yang
berjejer rapi. Kami semua berjumlah 243 yang seharusnya berjumlah 249 tapi 6
orang gugur.
Langit terlihat cerah. Angin
melambai, menjemput mentari yang bersinar. Aku dan kawanku berjalan-jalan kecil
di sekitar asrama. Badanku terasa lemas. Kepalaku masih berat. Rasanya aku
terkena gejala flu. Aku memaksakan diri agar keringat keluar. Di hari senin ini
menjadi penanda bahwa saya terkena penyakit demam dan sakit kepala. Kurang
konsentrasi dan tubuh terasa lemas. Aku hanya berbaring di ranjangku dan tidur
terlelap.
Hari selasa, 22 maret 2016.
Badanku masih terasa lemas dan flu berat. Hari ini kami kedatangan tamu. Yah,
dari BNN. Badan narkotika Negara. Kami diperiksa (tes urine) apakah terindikasi
sebagai pengguna narkoba atau tidak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar